ASI sebagai minuman dan makanan terbaik untuk bayi bisa dikasih ke bayi, kapan pun, dimanapun, tak perlu mempertimbangkan temperatur,sterilitas dan hitung ukurannya seperti susu formulasi.
Nah.. saya pernah mendapatkan nasihat dari rekan kantor di mana ia mendapat informasi dari orang tuanya jika ASI yang diberi pada bayi harus fresh, yang dibuat dari ibu yang barusan makan atau minimal tidak disimpan lebih dari 4 jam pada tubuh/payudara Bunda. Apabila sudah disimpan lebih dari 4-8 jam, misalkan saat kita bekerja sepanjang hari, karena itu saat kita datang di dalam rumah ASI harus dibuang/dikeluarkan karena telah basi. Pada akhirnya saya mulai searching di internet dan cari informasi ke tenaga medis dan bukan ke orang tua. Bukanlah tidak yakin ke orang tua, tapi kemungkinan dogma berlainan dengan bukti kesehatannya.
Dan hasil saya searching dan menanyakan ke dokter atay bidan ialah jika ASI pada tubuh selalu terbangun kwalitasnya baik dari sisi kandungan, temperatur dan sterilitasnya dan tidak ada istilah ASI basi pada tubuh.
Bila bunda tidak bisa menyusui untuk beberapa saat, ASI tidak perlu dibuang/dikeluarkan dahulu saat sebelum dikasih ke bayi. Disarankan untuk keluarkan ASI lebih kurang tiap 2-3 jam sekali supaya ASI selalu bisa dibuat kembali dan tidak ada stagnasi, hingga bayi mendapatkan ASI dengan formasi komplet. Sebagai info, ASI yang keluar pada permulaan penyusuan memiliki kandungan banyak protein, tapi kurang lemak sedang ASI yang keluar di akhir penyusuan memiliki kandungan sedikit protein, tapi banyak lemak. Dengan pengosongan payudara dalam jarak waktu tertentu, bisa menggairahkan pembangunan ASI hingga tidak ada payudara lebam dan bayi mendapatkan formasi ASI yang komplet.